Kita terjebak pada pilpres, bahkan hanya pada perebutan kekuasaan semata. Â Partai politik semakin abai terhadap pembangunan demokrasi dan sibuk berebut kekuasaan.Â
Demokrasi pernah hinggap di negeri ini saat negeri ini baru lepas dari penjajahan Belanda. Â Sebuah negara yang baru tentu merindukan demokrasi sebagai sebuah cita cita.Â
Tapi kemudian dibungkam oleh rezim Soeharto. Â Bahkan sebelumnya, Â Soekarno sudah membungkan demokrasi melalui kekuasaan mutlaknya.Â
Tahun 1998 melalui reformasi, Â anak anak muda bergerak untuk kembali merebut demokrasi yang sudah dikangkangi. Â Anak anak muda menang. Demokrasi hinggap kembali di negeri ini.
Tapi, belum tumbuh kuat. Â Demokrasi rentan dikhianati. Demokrasi rentan dimatikan.Â
Dan kini dapat kita saksikan. Â Ketika partai politik sebagai pilar demokrasi pun sudah menjadi perusahaan keluarga. Â Ketika partai politik mari nuraninya dan sulit nyambung dengan nurani rakyat.Â
Demokrasi seakan hanya dimaknai sebagai pilpres dan pileg semata. Â Demokrasi gagal menjadi budaya. Â Dan demokrasi bisa mati mendadak karena dibunuh anak kandungnya sendiri.Â
Mari kita terus rawat demokrasi. Â Mari kita jadikannya menjadi budaya. Â Karena demokrasi bukan sekadar pilpres.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H