"Gak seru!" kata Sairin ketika Fahmi usul untuk pergi ke Guci.Â
Dan setelah berdebat keras, akhirnya kami sepakat untuk naik gunung Slamet. Â Dan kami putuskan juga melalui jalur baru. Â Sebuah kenekatan yang lumayan dari 5 anak Aliyah.Â
Kami naik kereta untuk sampai di desa paling Ujung. Â Kalau tidak salah, Â namanya Desa Clekatakan.Â
Orang orang desa tidak mencurigai kami mau naik gunung karena, Â desa itu bukan desa yang menjadi jalur pendakian. Â Kami juga menemukan desa itu asal nemu saja.Â
"Mau ke mana, Nak?" tanya seorang  kakek yang mungkin baru pulang dari kebun.
"Jalan jalan, kek," jawab  Warto.Â
"Hati-hati, Â sudah banyak yang tidak bisa kembali. "
"Baik, kek."
Karena bukan jalur umum, Â kami menyusuri aliran sungai. Â Sampai kemudian terlihat mendung yang cukup tebal. Â Sepertinya masih di pinggiran hutan.Â
"Ada dangau, "kata Fahmi sambil menunjuk gubuk yang tak jauh dari sungai.Â