Pada akhirnya, yang masuk putaran kedua pelpres 2024 ada 2 kelompok. Dan keduanya berporos pada 1 sosok: Jokowi.Â
Ada  persinggungan antara pendukung Prabowo dengan pendukung  Ganjar. Dalam artian,  jika ada kenaikan di salah satu di antara keduanya maka akan saling berdampak.  Misalnya saja, kenaikan pada pendukung Prabowo maka akan mengurangi jumlah pendukung Ganjar.  Demikian juga sebaliknya,  jika terjadi kenaikan pendukung Ganjar  maka akan terjadi penurunan pada pendukung Prabowo.Â
Hal ini dikarenakan posisi Ganjar sendiri yang melanjutkan dan sekaligus berubah. Â Melanjutkan yang sudah baik dan mengubah yang belum maksimal. Â Masih ada melanjutkan.Â
Kosan kata melanjutkan ini yang beririsan dengan Prabowo yang totalitas akan melanjutkan apa yang sudah diawali oleh Jokowi. Tak ada perubahan di sini. Atau, kalau pun ada, dengan porsi yang minimalis.Â
Sementara, para pendukung Anies adalah mereka yang kontra Jokowi. Jargon perubahan dapat menunjukkan sikap itu. Apalagi  jika kita simak sikap mereka,  misalnya dengan  IKN.Â
Jika yang masuk pilpres putaran kedua Prabowo VS Ganjar.  Maka, kemungkinan besar Ganjar akan bergeser mendekati  kubu perubahan Anies.  Bagaimana pun juga, jumlah mereka cukup besar,  walaupun tak bisa masuk tahap 2.
Jika pilpres putaran 2 diikuti oleh Prabowo dan Anies, Â maka pendukung Ganjar akan banyak yang menyeberang ke Anies. Â Apalagi jika kubu perubahan di dalam pendukung Ganjar semakin besar.Â
Mungkinkah yang masuk putaran kedua pilpres justru Ganjar dan Anies? Mungkin, Â tapi agak tipis jika tidak ada peristiwa yang membelokkan arah angin.Â
Oleh karena itu, pada putaran kedua pilpres dapat disimpulkan akan diikuti oleh 2 kelompok: Pro Jokowi dan Kontra Jokowi.Â
Siapa yang mungkin menang?