Guru dan orangtua yang menjadi kunci keberhasilan seorang anak. Jika keduanya bekerja sama, maka keberhasilan anak akan semakin mudah untuk diwujudkan.Â
Berbeda jika antarkeduanya justru saling berseteru. Â Anak mengambil posisi paling menguntungkan. Â Walaupun hanya untuk jangka pendek. Â Sementara akan rugi jika kita runut secara jarak yang panjang.Â
Ketika orangtua terlihat ada ketidakcocokan dengan apa yang dilakukan oleh sekolah, Â dalam hal ini guru, kemudian datang ke sekolah ingin memprotesnya, Â maka pertanyaan pertama yang saya ajukan, "Apakah Ibu atau Bapak percaya pada guru di sekolah ini?"
Jika pertanyaan tersebut dijawab "tidak", tentu langkah selanjutnya, Â saya persilakan untuk mencari sekolah lain yang gurunya masih bisa dia percaya. Â
Bagaimana pun juga, kepercayaan orangtua terhadap guru di sekolah merupakan hal yang sangat mendasar. Â Tanpa kepercayaan dari orangtua, Â apa pun yang dilakukan guru dapat dipersepsikan dengan banyak kepentingan.Â
Untung sekali, belum ada, semoga tidak ada yang menjawab "tidak". Karena jawaban tersebut merujuk pada persoalan besar  yang harus segera diselesaikan.Â
Semuanya menjawab "percaya". Ketika kepercayaan itu masih ada, maka jalan lapang sudah tersedia dengan baik. Persoalan sebesar apa pun akan segera terselesaikan jika ada kepercayaan itu.
Penguraian setiap persoalan, Â seberat apa pun menjadi mudah. Tak ada sak wasangka yang dapat memperkeruh suasana.Â
Sekolah, Â sebagai lembaga yang menyediakan jasa, memang tak boleh lepas dari kepercayaan para konsumen nya, mereka para orangtua peserta didik. Ketika mereka pertama kali mengantar anak anaknya, Â tentu disertai harapan besar bahwa sekolah yang berada di hadapan nya adalah sekolah yang dikelola berdasarkan kepercayaan.Â
Jadi ingat negara. Seandainya negara dikelola dengan segenap upaya untuk tidak mengingkari janji, tentu kepercayaan rakyat akan semakin besar. Coba tanya hati kita masing masing, masih percayakah pada para pengelola negara yang sulit disebut negarawan karena hanya politikus yang rela mengorbankan apa saja demi kekuasaan.Â