Mereka makan siang bersama  di Istana  dengan wajah yang penuh gembira, kata anakku yang kemarin berhasil dikeluarkan dari sekolah karena selalu berprestasi sebagai murid paling sering telat bayar  uang sekolahÂ
Biarkan saja, toh kegembiraan disediakan Tuhan dalam banyak jalan, kataku dengan hati polusi karena  belum berhasil membelikannya  iga bakar yang dijual tak jauh dari tempat tinggalÂ
Kita kapan bisa makan siang penuh kegembiraan? Tanya anakku, walaupun sudah sering kujawab dengan air mata yang  tak lagi mengalir bening
Jangankan makan siang, Nak, untuk pagi ini kita belum tahu akan mengawali hari dengan apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H