Namanya Tarman. Orang mengenalnya sebagai Tarman preman. Polahnya bikin resah tapi belum ada yang berani melawan nya.
Aku sendiri sedang main ke Kampung itu. Kampung Tarman preman juga Kampung kakek ku.
Entah kenapa,  waktu ketemu  aku, dan aku bilang cucunya Suwiryo,  Tarman Preman langsung bersikap baik. Bahkan aku diajak naik motornya berkeliling Kampung.
"Hai, Bang."
Hampir semua orang yang dijumpai di jalan selalu menyapa Bang Tarman Preman. Â Mungkin karena takut saja.
"Senang?"
Aku mengangguk. Â Berkeliling lihat Kampung kakekku yang masih asri.Â
Ada kejadian yang aneh,  pada awalnya.  Bang Tarman preman  langsung  memberhentikan motor dan menyalami seorang anak SMP di sebuah perempatan jalan Kampung.Â
Tak berani bertanya kenapa Bang Tarman preman terkesan takut sama anak smp, Â padahal dari tadi semua orang, bahkan yang badannya gede takut dengan nya.
Sampai akhirnya Bang Tarman cerita.Â