Kamdi duduk terdiam memegang koran Kompas hari kemarin. Â Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya. Â Tatapan matanya seakan begitu jauh, kosong.Â
"Ada apa, Kam?" tanya istrinya.
Kamdi hanya menyorongkan koran Kompas yang ada di tangannya.Â
Mata Titi, istri Kamdi mencoba mencari apa yang dimaksud Kamdi. Tapi, Kamdi hanya membaca tulisan tentang  Pilpres yang diikuti anak presiden petahana.  Ada tudingan bahwa presiden telah melanggar etika, bahkan hukum.Â
Ada juga berita tentang kekeringan. Â Kemarau panjang ini telah membuat beberapa waduk airnya tinggal seperenamnya.
Ada juga berita tentang harga dollar yang menyentuh angka 16 ribu. Berita tentang insentif pajak kepada investor.Â
"Mau ikut pilpres?" tanya Titi menahan geli.
Kamdi kembali menunjuk koran Kompas yang masih dipegang Titi.
"Mau dapat insentif pajak? Kayak orang orang kaya itu?"
Kembali Kamdi menunjuk  koran Kompas yang  Belu juga bikin Titi mudeng.