Pasti ada kenangan yang sulit dilupakan ketika memasuki toko buku. Misalnya saja kenangan yang tertinggal bersama toko buku Gunung Agung.
Selain ke Gramedia, kadang saya mencari buku di toko buku Gunung Agung. Kalau di Jakarta, biasanya toko buku Gunung Agung yang ada di dekat Tugu Tani yang sering disambangi.Â
Memang, tidak selalu beli buku. Kadang cuma mau numpang baca. Bosen baca buku di perpustakaan yang relatif huruf hurufnya sudah mulai membusuk.
Apakah sekarang orang sudah berubah?
Sepertinya memang perubahan itu sudah menyelusup ke mana mana. Bahkan mereka yang tak mau berubah akan tergerus perubahan itu sendiri.
Bisa jadi gaya membaca juga memang sudah berubah. Orang mungkin lebih suka membaca buku elektronik yang sudah ada di HP nya.
Terutama generasi baru yang memang tak pernah lepas dari gawai. Setiap detik adalah gawai. Buku juga ada di sana.
Saya sendiri, agak malas ke toko buku, apalagi perpustakaan karena sudah bisa meminjam buku elektronik melalui eperpustakaan. Selama ini saya senang membaca buku di gawai yang hasil meminjam dari perpustakaan nasional melalui e-pusnas.
E-book lebih praktis. Bisa dibawa dalam HP. Tidak usah membeli karena cukup pinjam di perpustakaan online. Tak perlu beli. Tak perlu berdesakan. Tak perlu jalan.
Mungkin inilah yang membuat toko -toko buku sepi pembeli. Â Orang semakin malas ke toko buku. Karena kalaupun perlu buku tertentu, toh bisa dipesan secara online.