Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Guru Kencing Berdiri, Bagaimana Muridnya?

17 Februari 2023   06:55 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:21 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru kok kencing berdiri. Bagaimana dengan para muridnya? Mereka akan kencing sambil berlari, bahkan kencing sambil lompat tinggi.

Kenaikan pangkat guru dari golongan IVa sudah berbeda dari kenaikan golongan di bawahnya. Harus ada karya tulis (sering diterjemahkan secara sempit hanya berbentuk PTK oleh oknum yang mengail di air keruh). 

Otomatis guru selalu kelabakan ketika sudah sampai golongan IVa. Penumpukan pun terjadi. 

Peluang ini pun dimanfaatkan oleh para pencari peluang. Ada bimbingan pembuatan karya tulis. Ada kursus karya tulis. Ada seminar sehari pembuatan karya tulis tanpa ribet. Dan tip serta triks yang bagus sampai yang aneh. 

Tak apalah. Namanya juga usaha. Hanya saja, saya sebagai guru yang kecanduan nulis malah dibikin bingung sendiri. 

Dan yang mengerikan itu ketika guru cukup bayar sekian juta kemudian SK kenaikan golongan langsung di tangan. Bahkan waktunya lebih cepat dari jalur biasa. Sehingga sering bikin terheran heran guru yang masih punya integritas. 

Orang sering bertanya, kenapa saya yang sudah malang melintang menulis justru mentok di golongan IVa.  Dan saya jelaskan begini. 

Saya bisa nail golongan dengan normal tapi saat melihat mereka pada baik golongan melalui jalan tol, nanti saya dikira kelompok mereka. Biar saja saya di golongan itu, asal tidak mengkhianati integritas diri sendiri. 

Karena saya yakin, saya tak akan bisa menanamkan karakter kalau saya sendiri sudah menggadaikan karakter sendiri. Bagaimana saya menyuruh murid jujur kalau saya tak bisa jujur? 

Saya pikir cuma guru SD, SMP, dan SMA. Ternyata mbahnya guru atau guru besar juga telah ikut ikutan membuang integritas mereka. Wajar, kalau begitu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun