Partai politik lagi butuh banget dukungan untuk hajatan di 2024. Sehingga tak mungkin bisa menolak napsu kuasa para raja desa.Â
Kita masih sangat ingat, bagaimana perselingkuhan politik di Senayan ketika mengamputasi KPK. Â Semua setuju karena mereka memiliki tujuan sama, menyelamatkan diri dan kelompok nya.Â
Kita juga masih belum kelar membaca, bagaimana perselingkuhan politik itu menghasilkan UU Cipta Kerja. Sampai hari gini kita ditinggali persoalan yang entah kapan bisa terselesaikan.Â
Politik bisa melahirkan aneka perselingkuhan. Maka akan lahir anak-anak haram jadah yang akan meninggalkan jejak sejarah hitam. Bukan hanya jejak sejarah, tapi juga kehidupan yang mengerikan.Â
Tak ada yang langgeng dalam politik kecuali kepentingan. Ketika aneka kepentingan bertemu, maka akan lahir napsu dan ketamakkuasaan tinggi.Â
Raja-raja desa punya napsu juga. Ada banyak hal yang hendak dilangsungkan membersamai kelanggengan kekuasaan. Bukan hanya ingin sembilan tahun, bisa juga delapan belas tahun, bisa juga sampai jasad dimasukkan ke liang lahat.Â
Kekuasaan memang candu. Kekuasaan akan menjadikan pemiliknya mabuk. Akan menjadikan pemilik nya lupa diri. Bahkan lupa bahwa kekuasaan adalah titipan Tuhan.Â
Karena kekuasaan titipan Tuhan, maka menjalankan nya harus amanah. Maka, kesejahteraan orang yang dipimpin adalah tujuan akhir yang dicitakan.Â
Napsu Senayan dengan napsu raja raja desa akan memunculkan perselingkuhan. Mereka berdua akan berpesta pora. Mereka berdua akan saling menghisap. Saling memuncak.Â
Rakyat?Â