Banyak orang yang merasa senang jika anaknya gendut. Katanya, kalau punya anak gendut berarti gizinya cukup. Bukan hanya itu, kalau pulang kampung dengan anak gendut juga orang tuanya dianggap sebagai perantau yang berhasil. Banyak mendapatkan pujian.Â
Gendut atau obesitas belum dianggap sebagai sakit seperti stunting. Â Sehingga masih banyak yang senang dan bangga dengan kegendutan.Â
Hanya anak gadis yang melihat kegendutan sebagai problem. Hanya saja, bukan problem kesehatan tapi problem penampilan.Â
Salah satu penyebab obesitas adalah minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Â Bahkan menurut Kompas, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi MBDK tertinggi ketiga di Asia Tenggara.Â
Oleh karena itu, kita harus memberikan peringatan kepada masyarakat agar mengurangi konsumsi minuman berpemanis tersebut. Sekarang, minuman berpemanis seakan sudah menjadi gaya hidup tersendiri.Â
Orang yang menderita obesitas mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Kompas melaporkan bahwa peningkatan obesitas di Indonesia sudah mencapai 2 x lipat. Pada tahun 2007 sejumlah 10,3 persen meningkat menjadi 21,8 persen pada tahun 2018.
Pembatasan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan harus dilakukan pemerintah. Penaikan cukai penjualan MBDK sangat efrktif untuk mengerem konsumsi MBDK agar penderita obesitas menurun.Â
Pemahaman masyarakat terhadap obesitas sebagai penyakit pun harus terus dilakukan. Jangan sampai ada yang sedih anaknya stunting tapi bergembira ketika anaknya obesitas.Â
Sehat tentu di antara keduanya. Tidak stunting dan sekaligus tidak obesitas. Sehat tentu berkaitan dengan gaya hidup. Termasuk bagaimana kehidupan keseharian tanpa MBDK.Â
Salam sehat selalu.Â