Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beban Para Penendang Penalti

19 Desember 2022   09:31 Diperbarui: 19 Desember 2022   09:34 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coman (Kompascom) 

Paling gak enak kalau pertandingan sebesar final Piala Dunia harus ditentukan pemenangnya melalui adu pinalti. Tapi, adu pinalti memang menjadi pilihan ketika waktu normal belum ada pemenangnya, dan waktu tambahan pun belum mampu menelurkan pemenangnya. 

Argentina sendiri cukup lama mengungguli Perancis. Paling tidak, baru pada menit ke-78 Perancis melesakkan satu gol balasan. Akan tetapi dalam waktu yang sangat cepat, kembali Perancis melesakkan gol ke gawang Argentina.  Sehingga kedudukan 2-2 hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan wasit. 

Di babak tambahan Argentina mampu menggondol 1 gol yang cukup untuk menjadikan Argentina juara. Akan tetapi, nasib belum berpihak ke Argentina karena salah satu pemainnya hans ball pada saat permainan tinggal 4 menit. Gol yang lagi lagi membuyarkan kemenangan Argentina. 

Sehingga pertandingan harus ditentukan pemenangnya melalui adu pinalti. Pada saat adu pinalti ini, para pemain yang ditunjuk sebagai eksekutor memiliki beban yang berat. 

Tidak semua pemain mampu menanggung beban berat ini. Dampak psikologisnya bisa ditanggung bertahun-tahun kemudian jika tidak mampu mengelolanya dengan baik. 

Pertandingan semalam pun memperlihatkan hal tersebut. Muka para penendang bola begitu tegang. Dunia seakan tertuju hanya kepadanya. 

Mbape berhasil. Messi berhasil. Tapi dia teman Mbape harus gagal. Coman dan Aurelien tak mampu melesakkan gol. Sehingga beban kegagalan Perancis menjadi juara seakan menumpuk di pundaknya. 

Menendang bola saat pinalti adalah beban besar. Tidak semua pemain mampu menanggung nya. 

Semoga ada aturan yang bisa lebih membagi beban itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun