Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Polio dan Cara Beragama yang Salah

25 November 2022   06:20 Diperbarui: 25 November 2022   06:30 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat wajar jika penderita polio muncul lagi. Karena ada pemahaman agama yang salah di negeri ini. 

Beberapa orang pendakwah memang mendakwahkan penolakan terhadap semua vaksin. Bukan hanya vaksin covid. Penolakan vaksin covid merupakan puncaknya. 

Sudah cukup lama pendakwahan bahwa vaksin haram. Vaksinasi berarti memasukkan barang haram ke dalam tubuh. Tubuh yang dimasuki barang haram akan tertolak untuk masuk surga. 

Orang orang kecil yang tidak memahami agama akhirnya terpengaruh oleh petualang politik berkedok agama tersebut. Orang cenderung menurut jika persoalan agama, meskipun hal yang ditawarkan sangat janggal bahkan mustahil. 

Lebih parah lagi jika kemudian wacana keharaman vaksin dibumbui dengan upaya upaya pihak lain untuk menghancurkan umat. Akhirnya, lengkap lah sudah skenario mereka. 

Banyak anak yang tidak lagi divaksin, meskipun biaya untuk vaksin digratiskan. Apalagi untuk vaksin berbayar. 

Jika penolakan itu mulai marak sepuluh tahun ini, maka akan terjadi kemunculan penyakit yang sudah lama lenyap dari negeri ini seperti polio. 

Untuk memperbaiki kondisi kesehatan anak anak, ternyata bukan cuma diselesaikan dengan cara kesehatan. Pemahaman agama yang salah menjadi sumber, maka perbaikan pemahaman agama juga diperlukan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun