Jadi hanya demi ibu?Â
Matanya begitu bening. Menatapku dengan penuh harap. Permintaan yang jelas tak mungkin kutolak.Â
Bagaimana?Â
Dia memelukku. Erat. Baru kali ini dia lakukan. Tapi, kuyakin kalau itu demi keinginannya.Â
Aku sendiri sudah berpuluh-puluh kali memintanya, memohonnya, dan entah apa lagi namanya. Namun dia tetap pada pendirian nya. Tak bergeser sesenti pun.Â
Oke.Â
Kalau sudah begitu, tak ada pilihan buatku. Dan aku memang senang bisa membantunya. Tak ada yang lebih indah dari bening mata itu.Â
Dan...Â
Mereka menyalami kami berdua. Beberapa teman teman membisikiku, "Bisa juga kau kalahkan! "
Aku hanya tersenyum. Aku pandangi mata bening itu.Â