Tak ada yang lebih berkuasa di dalam PDIP selain Puan Maharani. Paling tidak, itulah kesan yang selama ini tergambar.Â
Sehingga jangan tanya ke pengurus PDIP di tingkat ranting sekali pun, kecuali  bicara tentang dukungan kepada Puan sebagai calon presiden. Ya, PDIP adalah Puan untuk saat ini.Â
Mungkin hanya ibunya, Megawati yang masih bisa berposisi lebih tinggi. Karena Megawati yang memiliki keputusan untuk menentukan calon presiden dari PDIP.Â
Bicara tentang kemungkinan Jokowi menggantikan Megawati sebagai ketua umum PDIP menjadi kurang berarti. Bahkan mungkin masuk ke dalam istilah Srimulat sebagai hil yang mustahal.Â
Sebetulnya sesuatu yang tidak baik bagi masa depan negeri ini, jika partai politik seperti PDIP, juga Demokrat, menjadi partai keluarga tertentu. Bagaimana demokrasi negara tumbuh jika pilar demokrasi nya sendiri jauh dari demokratis.Â
Persoalannya muncul ketika elite dan pengurus PDIP berkehendak beda dengan kehendak rakyat. Paling tidak, kita melihat survei yang selama ini dilakukan sebagai upaya mengukur kehendak rakyat.Â
Masih juga berkisar antara tiga capres yang menduduki posisi puncak dalam setiap survei. Dan ketika waktu pencapresan tinggal satu tahun, maka semakin mustahil untuk mengangkat elektabilitas Puan agar bisa bersaing dalam empat besar, misalnya.Â
Sepertinya, kerelaan Puan itulah yang harus kita tunggu. Lebih cepat akan lebih baik. Dalam artian, PDIP akan semakin punya waktu banyak untuk meningkatkan elektabilitas calonnya.Â
Ganjar sendiri sudah mampu melewati elektabilitas Prabowo yang selama ini bertengger di posisi pertama. Jika dukungan partai sudah masuk, maka Ganjar akan semakin melejit.Â
Pemilihan cawapres yang tepat, misalnya memasangkannya dengan Ridwan Kamil, akan semakin memoncerkan calon PDIP ini.Â