Tentu aku tidak terlalu kenal, karena dia lebih sering langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Hampir setiap hari seperti itu.Â
"Padahal kamu duduk bersebelahan? " tanya Vario heran.Â
Aku hanya membalasnya dengan senyum,. Kemudian aku peluk erat dia. Malam ini memang giliran untuk bercinta.Â
Ya, kami memang menjadwalkan waktu bercinta kami karena kami berdua sama sama sibuk. Jangan sampai salah satu dari kita sedang mood untuk bercinta sementara lainnya justru sedang ogah.Â
Namanya Mona. Dan itu saja yang aku tahu. Katanya sudah bersuami. Tapi suaminya selingkuh dan meninggalkannya. Belum punya anak, sehingga dia hidup sendiri di kamar kos.Â
Ada juga yang bilang kalau Mona sebetulnya masih perawan. Cerita tentang suaminya yang selingkuh dan meninggalkannya hanyalah cerita khayalan Mona sendiri.Â
Ada juga yang bilang kalau Mona memiliki anak. Tapi anaknya dititipin di kampung dengan ibunya.Â
Entah mana yang benar.Â
Pagi tadi diberitakan bahwa Mona meninggal. Jenazahnya sudah dibawa ke kampung. Tak ada yang mengantarnya, kecuali dua orang polisi.Â
Aku jadi membayangkan diriku juga. Sampai saat ini aku belum memiliki tanda tanda akan punya momongan.Â
Dan selentingan tentang Vario akhir akhir ini juga selalu membebani pikiranku.Â
Mungkinkah aku akan seperti Mona?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H