Sore itu dia tampak begitu murung. Beberapa kali bicaraku tak disautinya. Sepertinya dia hanya ada di situ wadagnya doang. Jiwanya entah sedang apa dan ke mana.Â
"Tolong ambilkan sarung batik kakek, " suruhnya sambil berjalan menuju kamar mandi.Â
Hatiku kontan dag dig dug.Â
Kalau suamiku sudah memakai kain sarung batik yang diwarisi dari kakeknya, pasti dia sedang ada persoalan yang harus segera diselesaikan.Â
"Pantesan dia tak seperti biasanya, " batinku.Â
Sebelum melakukan ritual, dia selalu mandi junub. Kemudian memakai sarung itu. Masuk ke kamar khususnya. Hingga pagi.Â
Kadang aku mendengar suara suara aneh dari kamar itu. Tapi aku tak berani untuk menanyakan. Apalagi mrngintipnya.Â
Pernah terdengar seperti suara perempuan juga. Yang sedang birahi. Tapi aku yakin tak ada perempuan yang masuk rumahku sejak sore.Â
"Pak De Sarno meninggal, " tulis Kang Wardi di status wa nya.Â
Aku jadi ingat jika semalam suamiku memakai sarung batik warisan kakeknya.Â