Persoalan Ganjar lebih rumit daripada persoalan Jokowi. Jokowi dicalonkan dengan tanpa persaingan sama sekali. Sedangkan Ganjar?
Hingga kini Ganjar belum punya kendaraan. Padahal dua orang saingan terkuatnya sudah memiliki kendaraannya masing-masing. Sangat mengkhawatirkan.
PDIP bukan hanya belum mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, tapi kesan menjegal nya sangat terasa. Di samping Ganjar, PDIP memang punya Puan Maharani yang kekuasaannya tak bertanding.
Ganjar memiliki elektabilitas melebihi saingannya sementara Puan sampai saat ini hanya bisa digolongkan dalam kelompok penggembira. Maka, begitu berat beban Megawati.
Ganjar sendiri teramat setia kepada PDIP. Tak mungkin Ganjar mau dicalonkan oleh partai lain. Mungkin lebih baik tidak jadi capres kalau harus mengkhianati partai yang sudah membesarkan nya.
Puan sendiri tampak belum mau menyerah. Walaupun apa yang dilakukannya kadang hanya menjadi bahan guyonan di warung kopi, seperti tandur maju, kepak sayap McDonald, dan lainnya.
Kalau Puan tak mau menyerah, pasti secara struktural PDIP akan tunduk pada Puan. Tak ada yang bisa menghalangi hasrat Puan kecuali Puan dan kenyataan lapangan.
Pendukung Jokowi sendiri, terutama yang bukan dari PDIP dan jumlahnya lebih banyak, selama ini sudah bekerja untuk Ganjar. Karena mereka merasa bahwa Ganjar lah yang pantas dan layak melangsungkan segala program.
Jika Puan akhirnya yang dimenangkan PDIP, maka mereka kemungkinan besar akan mengambil langkah golput. Tak mungkin mereka ke Puan. Apalagi menyebrang ke Prabowo atau Anies.
Hingga saat ini, Ganjar masih lontang lantung. Belum memiliki kendaraan untuk menuju kursi yang kini diduduki Jokowi.