Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Tanpa Baju Coklat

16 Oktober 2022   16:03 Diperbarui: 16 Oktober 2022   16:07 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keuntungan Jokowi ketika bertarung melawan Prabowo pada pemilu 2014 adalah karena beliau masih memakai baju coklat pada saat itu. Jokowi baru 2 tahun memimpin Jakarta dengan gayanya yang benar-benar merakyat. 

Sehingga setiap hari, bahkan setiap detik, Jokowi menjadi pusat pemberitaan. Melawan Prabowo yang waktu itu posisinya sangat kuat, tanpa pemberitaan masif menjadi sesuatu yang sangat mustahil untuk mampu menggulingkan dominasi Prabowo. 

Nyaris sama jika Anies tidak terkena aturan baru tentang pemilukada serentak yang diundur. Jika hari ini ada pemilukada DKI, sudah dapat dipastikan Anies Baswedan akan mampu melenggang memimpin Jakarta tanpa perlawanan berarti. 

Sayang, hari ini Anies sudah berpamitan dengan warga Jakarta. Berarti, besok Anies hanya warga biasa. Hanya ditambahi capres dari NasDem. 

Tentu tak semenarik saat Anies masih memakai baju coklat. Setiap hari, bahkan setiap detik, ada saja pemberitaan tentang Anies. 

Jakarta memang segalanya. Bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga pusat pemberitaan. Apa yang terjadi di Jakarta semua warga di negeri ini akan segera tahu. Seolah olah kejadian itu penting. 

Menjadi orang nomor satu di Jakarta juga akan menjadi pusat pemberitaan. Maka, sangat wajar jika Kang Emil sebagai orang Bandung kalah tenar dari Anies yang orang Jakarta. 

Apakah besok masih ada berita tentang Anies? 

Ada. Tapi sudah sangat terbatas. Kemungkinan hanya tentang aktivitas politik nya. Dan aktivitas politik yang akan diberikan adalah aktivitas yang tidak biasa. Kalau hanya pertemuan ini pertemuan itu, kemungkinan besar akan menjadikan berita pinggiran. Yang kemungkinan besar hanya dilirik belaka. 

Anies tanpa baju coklat sudah tak menarik untuk diberitakan. Dan hanya sedikit pula yang dapat dijadikan berita tentangnya. 

Mulai Senin, Anies harus mampu mengolah isu. Tentunya isu isu positif. Paling tidak, Anies harus mampu memberikan alternatif. 

Jika Anies diberitakan dengan solusi solusi alternatif, rakyat akan tertarik untuk memilihnya. Apalagi untuk isu isu yang belum mampu diselesaikan oleh Jokowi. 

Hanya saja, jika Anies memainkan isu alternatif, maka dampaknya pada NasDem sebagai partai pengusung Anies yang sekaligus saat ini masih menjadi bagian dari partai pemerintahan Jokowi akan terkena imbasnya. Ketika salah satu tokohnya mengemukakan pendapat tentang Anies sebagai antitesis Jokowi saja , NasDem langsung memberhentikan tokoh tersebut. 

Dampak dari posisi Anies memilih alternatif akan berdampak baik pada Anies tapi tidak pada NasDem. Kepentingan yang berseberangan ini harus segera diselesaikan Anies. Jika digantung justru akan merugikan keduanya. 

Anies tanpa baju coklat akan menjadikan Anies bukan pusat pemberitaan. Sehingga dapat menurunkan elektabilitas dia. Mampukah Anies mengatasi persoalan ini? 

Kita hanya bisa menunggu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun