Banyak jug mahasiswa yang modal nekadnya gede. Tentu tekad tak kala juga. Sehingga berani mengarungi kota dengan daya yang apa adanya.Â
Mereka adalah anak anak kampung yang ingin mengubah nasib. Karena mereka yakin, hanya dengan bangku kampus mereka dapat mengubah garis nasib keturunan keluarga miskin.Â
Sekaya kayanya orang kampung, pasti akan keteter menghadapi biaya hidup di kota. Apalagi mereka yang memang sudah hidup dalam kesederhanaan yang serius.Â
Untuk dapat tempat kos saja sudah sebuah kemewahan tiada tara. Shingga tak sedikit yang jika lulus masuk kuliah, maka yang dicari adalah masjid bukan kamar kos. Karena dia bisa numpang menjadi marbot dan bisa tidur gratis di masjid.Â
Bisa dibayangkan bagaimana mereka mencari pengganjal perut kan?Â
Warung Tegal adalah penyelamat utama. Harga miring dengan lauk apa adanya sudah bisa untuk melalui jam kuliah tanpa musik dalam perut.Â
Tapi kadang ada masa sulit juga. Ketika segalanya sudah menjadi ujung malu. Tak mungkin hutang lebih dari kadarnya. Maka masak mie jadi pilihan tak terelakkan.Â
Harganya terjangkau.Â
Tak usah bicara spesial pake telor segala. Karena, hal demikian pun menjadi kemewahan untuk anak kampung yang kuliah numpang hidup di masjid.Â
Apakah hari gini masih ada yang begitu?Â