Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seragam: Manusia Nirkepala

5 Februari 2022   08:06 Diperbarui: 5 Februari 2022   08:12 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan seragam, kita sembunyikan ketololan kita. Dengan seragam, kita sembunyikan kebangsatan kita. Dengan seragam, tak ada kepala manusia. 

Ardi adalah penipu ulung. Setiap menipu selalu saja berhasil dengan gemilang. Sampai akhirnya, dia semakin ketagihan untuk menipu. Salah satu keberhasilan Ardi dalam nenipu karena seragam yang dipakainya. 

Orang tidak mrnyangka jika Ardi tukang tipu.  Karena setiap orang percaya, jika seragam yang dikenakan oleh Ardi adalah cerminan perlindungan terhadap masyarakat. 

Ardi memiliki teman akrab. Bernama Dono. Dono memiliki sikap yang berkebalikan dengan Ardi. Dono selalu jujur dalam setiap detik kehidupannya. 

Tapi, ketika Ardi ketangkap karena penipuan. Orang kemudian menganggap bahwa setiap orang yang memiliki seragam seperti Ardi adalah bajingan. Orang lagi lagi hanya melihat seragam yang dipakai. 

Seragam memang menghilangkan diri seseorang. Seorang berseragam polisi akan dipanggil "Pak Polisi". Orang berseragam tentara akan dipanggil " Pak Tentara ". Orang yang berseragam satpam juga akan dipanggil" Pak Satpam ".

Di balik seragam tentu berdiri manusia yang beragam. Seperti Ardi dan Dono. Menggunakan seragam yang sama tapi bukan orang yang sama. 

Akan tetapi seragam telah mengubur seorang Ardi dan seorang Dono. Tak ada lagi Ardi. Tak ada lagi Dono. 

Seorang siswa meninggal dunia karena tawuran. Padahal dia anak yang pandai. Padahal dia belajarnya rajin. Padahal dia tak pernah memaki temannya di sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun