Bukan karena bola bundar sehingga persoalan bola di negeri ini belum beres juga. Tapi lebih karena PSSI yang sepertinya sudah sah mendapatkan kutukan hidup.Â
Dari saya kenal PSSI, sepertinya selalu saja ada masalah di sana. Bahkan setiap ganti ketuanya, selalu saja terjadi huru hara. Belum pernah terjadi pergantian secara mulus.Â
Setiap kali ganti ketua, persoalan yang muncul juga sama persis. Persoalan yang selalu berulang dan tak pernah terselesaikan.Â
Pemilihan pelatih timnas juga selalu ribut. Selalu muncul huru hara. Tak pernah tidak.Â
Pelatih saat ini sudah cukup bagus. Penampilan anak anak muda terlihat beda dari para pendahulunya.
Hanya saja, akan berulang juga nasib anak anak muda cemerlang itu. Mereka akan tenggelam bahkan hancur ketika kembali ke tim masing-masing. Kehebatan selama di timnas langsung hilang ketika mereka pulang.Â
Mana ada tim sepak bola bagus di negeri ini kalau pengelola nya, PSSI masih belum beres juga. Selama PSSI dalam kutukan, tim sebagus Manchester City pun akan langsung hancur lebur menjadi klub kelas kampung.Â
Oleh karena itu, membongkar kebusukan dalam PSSI lebih penting dari pada mengganti STY. Â Di gedung PSSI itulah persoalan sepak bola bersemayam.Â
Siap mundur, Pak Iriawan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H