Angin itu semakin kencang. Suara riuhnya bagaikan limpahan suara paling dahsyat. Dan telinga laki-laki itu mencoba untuk menutup rapat rapat dari lubangnya. Dan suara angin itu membentur tembok gaib.Â
Malam semakin rendah. Gelapnya sudah mulai menutup aliran air kali. Â Dan laki-laki itu masih sibuk berjuang mengalahkan bayangan bayangan itu.Â
Ya, hanya laki-laki itu yang bisa membaca warna senja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!