Bermain sepak bola bukankanlah bermain sendirian. Bola ada permainan tim. Ada 11 pemain berlaga di lapangan.Â
Jika pemain bola merasa hebat sendiri, maka akan selalu muncul petaka. Sudah banyak terjadi sehingga banyak bisa dipelajari. Sejarah adalah buku pelajaran paling otentik.Â
Kita bermain sebelas orang. Musuh, atau lebih tepat disebut lawan main, juga jumlahnya sama. Sehingga akan saling mengalahkan antara tim sebelas orang dengan tim yang juga terdiri atas 11 orang.Â
Ketika satu tim bermain kurang kompak. Atau ada salah satu pemain yang merasa hebat. Bisa  menggolkan sendiri ke gawang lawan. Maka akan terjadi satu orang melawan 11 orang. Jalan akan selalu tertutup. Daerah lawan seakan diberi tembok dan susah ditembus.Â
Apalagi gawangnya. Bisa jadi, tak bisa tersentuh oleh bola, apalagi terancam segala. Setiap serangan yang mengandalkan individu akan dibunuh setiap kali melewati garis tengah.Â
Dan saya sendiri sering melihat penonton yang memaki jika ada pemain yang egois ingin menjadi pahlawan dalam sebuah pertandingan. Seolah dia lebih baik dalam sebuah tim.Â
Dalam piala AFF ini sudah dirasa ada perubahan. Ada kerjasama tim untuk menang. Walaupun kadang masih terlihat ada pemain yang memaksakan diri lupa untuk berbagi.Â
Ya, tim tidak memerlukan pahlawan. Karena semua akan menjadi pahlawan ketika menang. Â Sehingga kerja sama akan selalu dijadikan filosofi hidup para pesepakbola muda kita.Â
Semoga hari Rabu nanti tim nasional kita menang melawan Thailand di final AFF leg pertama. Dan akan dikukuhkan di leg kedua pada Sabtu mendatang.Â
Mungkin negeri ini juga bisa berkaca pada sepakbola sebagai sebuah tim.Â