Menjadi orang cantik memang keunggulan tak ada tandingnya. Walaupun tak jadi bintang film, tetap saja kecantikannya mempesona.Â
Salah satu orang yang masuk kategori cantik adalah guruku waktu SMA. Masih kuliah tingkat akhir di IKIP semarang, waktu itu.Â
Sebagai seorang murid yang normal, saya ikut merasakan aroma kecantikan itu. Sepertinya enak aja kalau diajarin tuh guru.Â
Anak yang pemalas pun, khusus pelajaran dia akan bertaubat tujuh turunan menjadi rajin dan sangat patuh. Tak perlu pakai marah. Tak perlu pake bentak.Â
Setiap mau ulangan, selalu bersaing mendapatkan nilai terbaik. Wal hasil, kadang ada yang bertindak curang dengan mencontek.Â
Sebagai ketua kelas, aku jelas punya posisi lebih. Sehingga ketika kelas kosong karena bu guru belum masuk ada saja temanku yang mendahului ke ruang guru menjemputnya.Â
Sayang tidak lama, ketika kelas 3, beliau mundur ngajar. Kabarnya sedang konsentrasi menyelesaikan skripsi. Tak apalah. Karena skripsi nya juga sangat penting.Â
Cuma setahun tapi berkesan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H