Namanya Maunah. Kampungan kan? Tapi jangan tanya wajahnya. Wuayu banget. Banget nya sampai tiga kali: banget, banget, banget.Â
Kamdi menyukai gadis itu. Masih perawan tentunya. Jangan bilang gadis tapi.... Karena yang ini gadis dan....Â
Dan gadis itu, siapa tadi namanya? Maun.... Maunah itu juga suka sama Kamdi. Kamdi anak orang kaya di kampung itu. Apalagi Kamdi sarjana pendidikan. Sudah jadi guru di kampung nya.Â
Hidup tak pernah sepi dari persoalan. Karena, kalau sudah sepi berarti mati. Gak mau kan?Â
Ya, Kamdi sudah merokok sejak SMP. Mula mulanya cuma coba coba. Tapi akhirnya sulit untuk melepaskan nya. Akhirnya, Kamdi pun menjadi pengabdi rokok. Kadang, saking gak kuat nahan rasa asem mulut Kamdi merokok di ruang kelas. Jangan ditiru, sikap tidak terpuji seorang guru.Â
Maunah tidak suka bau rokok. Setiap hidungnya terserang bau rokok, perutnya langsung mual dan muntah.Â
Kamdi juga selalu mendapatkan sikap begitu. Ketika jarak Kamdi terlalu dekat ke Maunah sehingga Maunah mencium bau rokok, Maunah langsung muntah di depan Kamdi.Â
Akhirnya, sampai saat ini Kamdi belum bisa pegang tangan Maunah. Apalagi buat merasakan kehalusan kulitnya. Terus gimana bisa menciumnya?Â
"Berhentilah merokok demi Maunah, Mas, " pinta Maunah suatu senja.Â
Dan mau tak mau, bisa tak bisa, Kamdi pun berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan rokok. Berhasil?Â