Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ampas Teh untuk Laki-laki Dewasa

2 Oktober 2021   05:00 Diperbarui: 2 Oktober 2021   05:05 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moon maaf untuk yang belum dewasa. 

Cerita ini tentang seorang laki-laki dewasa dengan problemnya yang hampir saja bikin dia bunuh diri. Kutuliskan kisahnya di sini setelah aku meminta izinnya berkali-kali. 

Sebut saja dia, laki-laki dewasa dengan problemnya itu bernama Kamdi. Antara sudah lama dan masih baru, usia pernikahan Kamdi. Istrinya bernama Siti. Perempuan lugu yang juga sangat menghormati lakinya karena kata agama begitu jika ingin masuk surga. 

Sebetulnya rumah tangga Kamdi-Siti asik asik aja. Tak ada persoalan yang mengganggu keharmonisan mereka. Setiap malam, Siti selalu siap menerima serangan dari Kamdi dengan kepasrahan yang tulus ikhlas. Jiwa raganya sudah dingabdikan untuk suami tercinta. Suami senang, Siti juga ikut senang. 

Tapi, belum lama ini Kamdi diajak Ojan nonton film biru. Dan Kamdi merasa kerdil ketika melihat senjata laki-laki yang ditontonnya di film biru itu. Senjata itu besar dan penuh tenaga. 

"Seandainya senjataku sebesar itu, Siti pasti semakin bahagia, " Pikir Kamdi. 

Akhirnya, Kamdi pun melakukan peselancaran di dunia maya. Tak sengaja Kamdi menemukan resep yang paling yahud. Niatnya untuk pergi ke Emak Erot pun dibatalkan. 

"Saya coba dulu resep ini, " kata Kamdi dengan senyum yang terlalu lebar. 

Mulai saat itulah, tiap pagi Kamdi menanyakan ampas bekas teh yang ada tiap pagi. Ampas teh itu, menurut tips yang didapat Kamdi di dunia maya, dibawa ke kamar mandi. 

Pelan-pelan Kamdi mengoleskan ampas teh itu ke senjata nuklirnya. Sambil membayangkan kebahagiaan Siti, suatu saat jika segala upayanya diberikan keberhasilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun