Waktu muda sama sekali tak tersentuh oleh musik yang dinamakan metal. Â Padahal, waktu itu Metallica cukup banyak penggemar. Bahkan, kabarnya Presiden Jokowi pun termasuk salah satu penggemar Metallica di negeri ini.Â
Kenapa sampai tidak tersentuh musik metal?Â
Karena bukan hanya bokap dan nyokap yang melarang ada penghuni rumahnya yang mengikuti aliran musik keras tersebut. Tetangga tetangga juga kompakan melarang, jadi gak bisa nyelinep di rumah teman, misalnya.Â
Semua orang tua menganggap musik metal sebagai musiknya para setan. Â Apalagi ada yang menjelaskan melalui jalur agama. Tak ada yang berani membantah.Â
Beberapa anak bandel yang tetap menggemari musik metal diam-diam memang gaya hidupnya betul-betul urakan. Rambut gondrong, badan ceking, ngerokok tak henti. Untung tak ada narkoba di kampung.Â
Mereka menjadikan metal sebagai jalur pemberontakan. Mereka memberontak terhadap entah siapa. Mungkin orang tuanya, masyarakat nya, atau mungkin dirinya sendiri.Â
Melihat kelakuan beberapa anak penggemar musik metal yang seperti itu, orang tua menjadi semakin yakin jika metal merupakan representasi dari setan. Kalau sudah begitu, mau apa?Â
Akhirnya, dangdut menjadi pemenang nya. Setiap sudut kampung pasti diisi dengan dayuan dangdut. Bukan setan kalau yang ini. Karena tak ada pemberontakan. Penggemar dangdut malah rajin bekerja. Dangdut adalah semangat hidup. Meski dengan lirik sedih penuh air mata.Â
Sekarang justru kadang menikmati Metallica saat kemacetan yang tak mungkin dihindari. Mengasyikkan juga. Tak ada setan bersembunyi di situ.Â