Malam semakin larut. Dan di rumah itu, aku belum bisa memejamkan matanya. Walaupun sudah kupaksa sekuat tenaga.Â
"Belum tidur, Mah? " tanya suamiku.Â
"Entah. Mata mama kok sulit diperankan. "
"Mikirin Darto? "
Aku mengangguk. Darto itu camat Watudongkal. Darto itu tanganku sebagai seorang bupati. Tak mungkin aku melakukan banyak hal. Dartolah penolong ku.Â
"Sudah dikumpulkan semua sama Darto? "
Suamiku juga kenal Darto. Suamiku dulu juga bupati. Dua periode. Setelah dua periode dan tak bisa mencalonkan diri sebagai bupati, dia memilih menjadi anggota DPR.Â
Aku menggantikan.  Aku sudah satu periode  sekarang periode kedua. Berarti, aku juga sudah tak bisa mencalonkan diri lagi.Â
"Giliran Andira. "