Mungkin ini baru sebuah mimpi yang sempat melintas di benakku. Akan tetapi, saya yakin seyakin yakinnya bahwa suatu saat nanti memang ada beberapa pemuda penyandang disabilitas bisa ikut mengibarkan bendera Merah Putih di depan Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, dan pejabat negara terhormat lainnya.Â
Menjadi Paskibra pengibar bendera di Istana negara bukan sesuatu yang mudah. Berbagai tes dilakukan untuk mencapai Istana Merdeka. Karena hanya dua perwakilan dari setiap provinsi yang ada di negeri ini. Satu laki-laki dan satu perempuan. Atau hanya 68 paskibra.Â
Kabar terakhir adalah kericuhan di salah satu provinsi di Sulawesi, ketika siswi yang sudah melewati berbagai tes dan lulus sebagai peringkat pertama untuk dikirim ke Jakarta, kemudian dibatalkan dengan cara kurang elok oleh pejabat setempat. Digantikan juga bukan oleh peringkat kedua, tapi entah siapa . Maka, kita bisa menyimpulkan bahwa menjadi paskibra di istana masih penuh rebutan bahkan menggunakan intrik yang menjijikkan.
Kita melihat, bahwa yang lolos ke Jakarta selalu pemuda yang gagah dan cantik. Pemuda yang sehat sempurna. Pemuda yang tak kurang suatu apa pun.Â
Kenapa sistemnya begitu?Â
Padahal, Indonesia akan semakin indah jika paskibra yang diundang ke istana terselip pemuda disabilitas. Mereka yang penyandang disabilitas juga tak kalah hebat dalam mencintai negeri ini. Walaupun dalam keterbatasannya, tentunya.Â
Semoga, untuk ke depan, walaupun entah kapan, ada paskibra penyandang disabilitas. Paling tidak untuk menunjukkan pada dunia, penyandang disabilitas juga dihargai. Penyandang disabilitas juga diperlakukan sama dalam berkesempatan.Â
Ya, kita tunggu mimpi itu terbukti suatu saat nanti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H