Keduanya cuma nengok sebentar, sebelum akhirnya menggelengkan kepala dengan pasti. Seolah ingin berkata, aku sudah besar.Â
Dan suatu hari, bundanya cerita, bahwa ada yang menangis gara gara cinta. Akhirnya, diberikan pemahaman oleh ibunya tentang hakikat sebuah cinta.Â
Tidak selalu membahagiakan. Cinta itu memiliki dua sisi. Ada keindahan sekaligus ada luka yang siap menerkam.Â
Dan semua itu akan dilalui sebagai lika liku hidup. Jalan pasti yang akan dilalui setiap insan manusia.Â
Mereka tampak mandiri. Itulah remaja. Akan terapi, juga rentan terhadap banyak hal.Â
Jerawat saja sudah begitu menggemparkan. Seakan akan dunia hendak runtuh oleh jerawat yang mendadak nongol di jidatnya. Langsung berselancar tentang obat jerawat sampai entah kemana.Â
Kita, sebagai orang tua harus berdiri antara dekat dan jauh. Mengikuti irama anak kita yang sedang memasuki dunia baru.Â
Tidak longgar dan tidak saklek. Disiplin tetap menjadi pegangan. Karena terlalu longgar berbahaya, terlalu saklek akan menyiksa.Â
Banyak hal harus kita pelajari lagi sebagai orang tua dari anak anak yang masuk remaja. Walaupun kita pernah melaluinya, ternyata dunia sudah berubah sama sekali.Â
Perasaan dulu begitu sederhana. Sekarang agak rumit. Tapi, itu semua adalah hidup kita. Hidup yang harus dihidupi.Â