Banyak orang yang takut menghadapi sesuatu yang baru. Mereka akan secepat mungkin menghindarinya. Â Kalau bisa jangan saya, kalimat seperti itu sering terlontar dari sebuah ketakutan.Â
Wajar jika orang menghindari sesuatu yang baru. Apalagi jika mereka nerasa sudah berada pada posisi nyaman. Â Sedangkan sesuatu yang baru sudah pasti membuat siapa pun orangnya tak nyaman.Â
Dalam sebuah pepatah disebutkan, "Belajarlah sepanjang hidupmu". Pepatah ini sering dilupakan orang. Karena jika sudah selesai kuliah berati sudah selesai waktu belajar. Â Atau, menganggap belajar itu di kampus. Melanjutkan S2 itulah belajar. Menekuni pekerjaan bukan belajar.Â
Padahal seharusnya kita ubah kesalahpikiran tersebut. Bekerja juga harus menjadi ajang belajar. Belajar dalam sebuah pekerjaan merupakan tuntutan yang tak boleh dilupakan.Â
Ketika ada persoalan baru, pimpinan akan mencari orang yang bisa menangani dengan baik. Masalah datang ketika persoalan baru yang dihadapi benar-benar persoalan baru. Belum pernah ada yang melakukan nya. Paling tidak, di dalam lingkup kerja.Â
Pasti, siapa pun yang ditunjuk untuk mengerjakan hal baru tersebut belum tahu apa apa. Dia harus belajar sendiri untuk menghadapi persoalan baru tersebut.Â
Biasanya pula, siapa pun yang ditunjuk berarti harus rangkap pekerjaan. Ada tambahan pekerjaan baru. Jika hanya berpikir tentang beban, maka tambahan pekerjaan hanyalah penambahan beban.Â
Saya terkadang berpikir tentang belajar. Persoalan baru adalah tantangan. Di beri beban pekerjaan tambahan berarti harus belajar mandiri tentang sesuatu yang baru tersebut.Â
Akhirnya, bisa menjadi paling tahu duluan. Jika sering mendapatkan beban tambahan, maka akan semakin banyak ilmu baru diserap.Â