Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Baliho-baliho Politik di Tengah Pandemi

6 Agustus 2021   07:05 Diperbarui: 13 Agustus 2021   08:49 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa menyebalkannya, ketika melihat politisi membuat iklan dirinya dengan cara menempatkan foto keberhasilan Apriyani dan Greysia dalam Olimpiade sebagai latar belakangnya.  Mbok harusnya mereka sadar, masa numpang kok malah di depan? 

Kalau dipikir pikir, politisi itu kok lebih banyak yang kurang peka. Karena di pikirannya seakan dipenuhi dengan hasrat hasrat politik yang tak terkontrol. 

Di era pandemi sendiri, banyak dikeluhkan munculnya baliho-baliho para pengejar pemilu 2024. Waktu bagi mereka seakan terlalu cepat berlalu, dan akan lebih cepat lagi kedatangan waktu yang akan datang. 

Jokowi jelas tak mungkin mencalonkan diri lagi. Kecuali para petualang politik mampu menggolkan hasrat rakusnya untuk mengubah konstitusi sehingga masa jabatan presiden bisa tiga periode. 

Persaingan akan semakin ketat. Prabowo masih mungkin dan bisa mencalonkan kembali.  Puan Maharani juga kemungkinan besar akan menggunakan kapal PDIP untuk memenuhi hasratnya. 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga masih menjadi representasi dari kelompok yang pada pemilu 2019 berseberangan dengan Jokowi.  Ganjar Pranowo, walaupun kemungkinan kalah bersaing dengan Puan untuk mendapatkan suara PDI-P, juga masih memiliki kemungkinan diusung partai lain. 

Ada juga gubernur Jawa Barat,Ridwan Kamil.  Hanya saja,peluangnya terlalu kecil. Karena belum jelas arah Ridwan sendiri.

Sebagai ketua umum Partai dapat kita lihat kengototan Muhaimin Iskandar. Hanya saja, di dalam tubuh NU sendiri, Muhaimin masih dicap sebagai pengkhianat Gus Dur. 

Airlangga sebagai ketua umum partai dengan perolehan suara tinggi juga terus bergerak. Walaupun sulit untuk menjadi presiden, kemungkinan wapres juga tak akan ditolak. 

AHY juga masih terus berupaya.  Mengejar cawapres masih bisa diraih AHY pada 2024 nanti. 

Kondisi politik itulah yang kemudian memunculkan maraknya baliho-baliho politik di tengah pandemi. Wajar jika memasang baliho karena rata rata mereka belum dikenal masyarakat luas. Mungkin hanya Prabowo yang memiliki keterkenalan paling tinggi. 

Akan tetapi, baliho baliho itu dipasang di saat pandemi sehingga terasa kurang elok di mata masyarakat. Alih-alih dikenal dan bersimpati untuk memilih nya, bisa jadi justru terkenal dalam hal negatif. 

Seharusnya, para politisi itu semakin sadar bahwa keterkenalan melalui kinerja baik seperti yang pernah dilakukan Jokowi sebelum pencalonannya sebagai presiden lebih dibutuhkan.  Dengan kinerja baik, rakyat akan suka rela memilih dan mendukung tanpa harus mengeluarkan dana hanya untuk baliho.

Semoga politik di negeri ini semakin memanusiawi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun