Singapura jelas cuma sebuah titik merah dalam peta dunia. Tak ada bandingnya apa apa dengan Indonesia yang memanjang dari Sabang sampai Merauke.Â
Kita sering mengutuk Singapura yang menjadi surga bagi koruptor koruptor yang lari dari negeri ini. Seolah-olah Singapura yang salah, bukan kita. Cara berpikir paling gampang untuk orang yang cenderung bangga dengan kebodohan akut yang dideritanya.Â
Hari hari terakhir ini, aku justru merasa dibikin malu oleh negara yang cuma sebesar noktah merah tersebut. Dan, ini berkaitan dengan buronan pembalakan liar di Sumut bernama Adelin Lis.Â
Orang tersebut ditangkap karena pemalsuan keterangan. Karena orang yang aslinya memang bernama Adelin Lis itu menggunakan paspor asli tapi palsu. Darimana? Dari negeri ku sendiri yang kucintai sejak lahir ini.Â
Dan kabar dari Kompas, Jumat, 18 Juni 2021, otoritas Singapura sudah pernah mengirim surat ke otoritas negeri ku mengenai orang yang buronan ini sejak 2018. Coba itung sendiri berapa hari dan berapa jam tuh?Â
Kok bisa baru kali ini sampai ke otoritas negeriku?Â
Inilah yang bikin malu aku. Lha wong sudah tertemukan oleh otoritas Singapura sejak 2018 dan otoritas sudah minta konfirmasi tentang buronan yang satu ini, kok malah otoritas negeri ini adem ayem saja ya gaes?Â
Jadi, apakah kutukan terhadap Singapura sebagai surga pelarian koruptor Indonesia justru bermuasal masalah nya dari negeri ku dan tetap dipelihara masalah nya di negeri ku juga?Â
Yah, aku sebagai warga Indonesia moon maaf aja deh. Ternyata negeri ku yang amburadul. Buruk muka, cermin dibelah.Â