Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Celeng Malam Jumat

18 Juni 2021   17:53 Diperbarui: 18 Juni 2021   18:20 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu pasti gak akan percaya dengan cerita ku ini. Apalagi setelah peristiwa di Depok beberapa waktu lalu. Celeng mereka potong ternyata celeng hasil membeli secara online. 

Tapi, terus terang aja. Ceritaku ini beneran terjadi. Terserah kalau kamu gak percaya. Tak usah baca cerita ku ini. 

Malam Jumat. Aku ingat betul karena sehabis Magrib selalu kukhatamkan surat Kahfi, Yasin, Waqiah, dan al Mulk. Sebuah kebiasaan yang kudapatkan dari kakek. 

Belum malam benar. Mungkin baru pukul 11-an. Dan karena gerimis, aku duduk di bangku depan. Di lantai dua. Sejak sofa diganti, sofa lama diletakkan di atas depan. 

Dari tempat duduk itu, aku dapat melihat kebun pisang yang lumayan luas di depan rumah. Kalau gerimis, enak banget lihat kebun pisang itu. 

Ya, malam itu aku melihat sesuatu berjalan di antara pohon pisang. Agak remang jadi lebih terlihat seperti bayangan. 

Aku sebetulnya tak terlalu peduli. Tapi, Lama-lama tergoda untuk melihatnya lebih seksama.  Dan bayang hitam itu ternyata seekor celeng atau babi hutan. 

Aku tetap tidak peduli. Sampai kemudian seorang tetangga berteriak minta tolong. Dan ternyata babi itu masuk je dalam rumah nya. 

Akhirnya, seluruh lingkungan perumahan itu pun gempar.  Mereka saling terka. 

Sebetulnya, aku tahu siapa yang jadi celeng. Karena aku sempat memperhatikan waktu celeng itu baru menjelma sebagian tubuhnya saja. Kepalanya masih kepala manusia. 

Sayang, sampai cerita ini kutulis, aku belum juga memiliki keberanian untuk bercerita. Entah kapan aku punya keberanian itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun