Tidak mungkin!Â
Dia terus berkeliling kuburan yang masih basah dengan bunga yang baru setengah layu itu. Suaranya mendesis seperti seekor ular yang terluka dan sedang menahan amarah.Â
Senter kecil yang sudah disiapkan dari sore menyorot nama yang tertera dalam nisan. A... B... D....Â
Tidak mungkin!Â
Lagi lagi desisnya menyeruak sepi kuburan malam itu. Seekor kadal lari terpukang pukang. Seekor belakang meloncat  ketakutan.Â
Untuk kesekian kalinya laki-laki itu mengutari kuburan. Seperti jamaah haji yang sedang melaksanakan towaf. Berulang dan berulang.Â
Tarjo mengatakan nya dengan pasti. Tarjo tak mungkin bohong. Tarjo sudah tahu resiko yang akan ditimpakan kepadanya jika dia berani membohongi laki-laki itu.Â
Tidak mungkin!Â
Laki-laki itu menutup hidungnya dengan sapu tangan. Bau yang dirasakan nya menyengat sekali. Antara bau bunga dan bacin yang saling tumpang tindih.Â
Kemudian mendadak laki-laki itu terdiam mematung. Bulan yang cuma seleret masih mampu mengeluarkan bayangan laki-laki itu meski sama sekali tak sempurna.Â