Mesir merupakan negara besar yang memimpin Liga Arab dalam perjuangan melawan Israel. Tapi, di bawah Presiden Anwar Sadat, Mesir juga menjadi negara Arab pertama yang mengakui eksistensi Israel.Â
Anwar Sadat merupakan presiden Mesir pengganti Gamal Abdel Naseer. Nama Gamal Abdel Naseer sendiri pasti sudah tak asing di telinga bangsa Indonesia karena menjadi sahabat Presiden Republik Indonesia dalam perjuangan negara negara Asia Afrika. Menjadi pelopor konferensi Asia Afrika di Bandung.Â
Bersama Gamal Abdel Naseer juga, Sadat ikut merobohkan kerajaan di Mesir. Kemudian menggantinya menjadi republik.Â
Anwar Sadat lahir pada 15 Desember 1918. Menjadi presiden menggantikan Gamal pada  15 Oktober 1970. Meninggal dibunuh pada saat parade militer oleh seorang militer yang sudah dimasuki faham Islam Jihadis pada 6 Oktober 1981.
Pada tahun 1973 bersama presiden Suriah Hafiz el-Assad pernah mengumandangkan perang Yom Kippur. Hafiz sendiri merupakan ayah dari Basar, presiden Suriah saat ini.Â
Perang Yom Kipur merupakan perang untuk merebut kembali daerah mereka yang direbut Israel pada perang sebelumnya. Mesir ingin merebut Semenanjung Sinai dan Suriah ingin merebut Dataran Tinggi Golan.Â
Pada 1977 Anwar Sadat menjadi pemimpin negara Arab Pertama yang berkunjung ke Israel. Bahkan sempat berpidato di parlemen Israel.Â
Pada tahun 1978, bersama perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani Perjanjian Camp David. Perjanjian yang difasilitasi oleh Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter.Â
Berkat Penandatanganan Perjanjian Camp David inilah kemudian Anwar Sadat dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian. Pada saat menerima Nobel Perdamaian inilah Sadat mengajak untuk melakukan Perdamaian. Tentu pernyataan itu banyak ditujukan pada hubungannya dengan Israel.Â
Sadat yang melakukan Perdamaian inilah yang kemudian menjadikan dia dibunuh oleh mereka yang direkrut oleh Islam Jihadis. Mereka tak menginginkan Perdamaian itu terwujud.Â