Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika AHY Mendadak Lempar Handuk

13 Maret 2021   11:19 Diperbarui: 13 Maret 2021   11:23 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geger Demokrat baru akan berakhir kalau salah satu pihak melempar handuk. Dalam pelajaran bahasa Indonesia di SMP, lempar handuk berarti menyerah. Tidak bisa melanjutkan pertandingan. Misalnya saja pada saat pertandingan tinju. Jika pelatih salah satu pihak melempar handuk ke arena tinju maka wasit akan menghentikan pertandingan. Dan pihak yang melempar handuk dinyatakan kalah. 

Kemungkinan dari situ asal muasal istilah lempar handuk yang berarti menyerah. Sekarang sudah dipakai di mana saja. Termasuk dalam kontestasi politik di negeri ini. Lebih tepatnya, dalam tubuh Demokrat. 

Kamdi cengar-cengir sendirian di pos ronda yang masih sepi.  Kamdi sedang membaca berita di grup WA. 

Sudah terkonfirmasi bahwa AHY memang benar-benar melempar handuk.  

"Berarti bola panas sekarang ada di Muldoko, " kata Kamdi dalam hati. 

Kamdi tidak memihak salah satu pihak dalam pertandingan kurang sehat di Demokrat ini. Tapi, Kamdi suka bersorak kalau ada pihak yang terkena pukul pihak lawan. Apalagi kalau pukulannya telak. 

Semua orang tahu, selama ini Kamdi Golput. Kalau ada serangan fajar selalu diterima tapi gak pernah datang ke TPS. Ketika orang yang memberi serangan fajar protes, Kamdi mengancam akan melaporkan orang itu. Akhirnya, Kamdi selamat menikmati serangan fajar dari semua pihak. 

Contoh tidak baik. Sebaiknya lupakan saja cerita Kamdi yang ini. 

"Senyum sendirian, Kamdi? " tanya Bogel yang baru datang ke pos ronda sambil membawa sebungkus rokok dan segelas kopi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun