Setiap ada perasaan capek atau bosan, biasanya sih langsung tiduran. Ketika tiduran sengaja juga dipaksa pikiran untuk ikut tiduran. Tidak boleh ada yang melesat lesat pengin masuk. Bikin tembok tebal.Â
Walaupun kadang aneh, ketika lagi tiduran dan ngosongin pikiran, malah suka muncul letupan letupan kreatif. Misalnya saja, tahu tahu muncul ide nulis di Kompasiana. Kadang dengan terpaksa dilayani dulu karena sering jadi beban kalau belum tuntas ditunaikan.Â
Setelah itu, kembali tiduran dalam arti yang sebenarnya. Semua beban dilepas liarkan. Biar saja tinggal seonggok daging.Â
Paling nyaman saat begini, biasanya musik mulai mengalun. Anak anak dan bini sudah tahu betul kalau saya sudah seperti itu. Berarti sedang melepaskan diri dari segala belenggu. Sedang memanjakan diri sendiri.Â
Mereka tak mengganggu dengan apa pun. Karena mereka, anak anak kebetulan sudah besar. Waktu mereka kecil kadang tetap mengganggu. Tapi gangguannya itu justru melepas segala beban. Senyumnya adalah segala nya.Â
Kadang memutar lagu-lagu lawas. Otak pun rileks. Dan badan tidak terlalu tegang. Sehingga tanpa sadar sering tertidur. Dan lebih sering, menurut cerita anak anak, kalau sudah seperti itu terlihat pulas sekali.Â
Yang sering saya hindari adalah ketika lagu lagu lawas itu memanggil kenangan lama. Wah, bisa bahaya kalau diteruskan. Bisa jadi kisah bahagia atau kisah sedih yang p ernah dititipkan pada lagu itu justru menambah beban hidup.Â
Sehingga, sering jika lagu lagu itu sudah mulai menggiring emosi, saya ganti dengan lagu lain yang benar benar hanya menyuguhkan suasana rileks belaka.Â
Apakah musik rock bisa?Â