Ya. Aku selalu dianter suamiku. Tadi juga aku dianter suamiku. Dengar motor yang suaranya semakin terengah-engah di tengah kesibukan jalanan ibukota.Â
"Langsung pulang? "
"Mau ke rumah Hamid dulu. Udah janjian. "
"Mancing lagi? "
Dia hanya mengangguk. Dan aku langsung menuju kamar 22. Tak perlu tanya tanya lagi. Aku sudah hafal seluk beluk hotel kecil itu.Â
"Hai."
"Erna."
"Sudah ditunggu. "
"Oke. Makasih. "
Pintu kamar 22 terbuka. Seakan sedang menunggu aku untuk masuk. Seperti biasanya.Â
Dan laki-laki itu sudah berkali-kali memesanku untuk menemaninya selama dia ada di jakarta. Laki-laki itu pejabat di pemda. Sering sekali datang ke jakarta. Kadang sampai tiga kali dalam sebulan.Â
Aku pertama mengenalnya dari Erna. Setelah itu, laki-laki itu merasakan kenyamanan bersamaku sehingga setiap ke Jakarta tak lagi mau ditemani kalau bukan aku yang menemaninya.Â
"Gak nyambung kalo diajak ngomong. "
"Bukan goyangan ku yang bikin ser ser? "
"Itu juga sih. "
Dan dia tertawa. Ya, selalu saja banyak tertawa laki-laki itu jika bersama ku. Aku kadang membayangkan wajah istrinya di nun jauh sana.Â
"Ini foto istriku. "
Suatu hari dia menunjukkan foto istrinya. Mungkin dia tahu aku pernah membayangkan wajah istrinya. Mungkin kamu tak akan percaya. Istrinya masih muda. Lebih muda dariku. Bukan hanya lebih muda tapi juga lebih cantik.Â
"Gak salah? "
"Apanya yang salah? "
"Istrimu sempurna sekali. Setiap lelaki pasti mengharapkan dapat istri seperti ini. Tapi kenapa kamu masih membutuhkan aku? "
"Kalau setiap hari kita makan daging, sekali sekali pengin makan tempe kan? Kalau setiap hari makan sayur sop sekali sekali pengin juga tahu rasanya sayur lodeh toh? "
Aduh. Laki-laki memang seperti itu. Tapi, apakah suamiku juga seperti itu?Â
Tapi dia justru yang mengantarku ke sini. Terus ke rumah Hamid. Ke rumah Hamid? Â Benarkah?Â
Ah, mana aku tahu? Dan kenapa aku harus tahu? Biar sajalah. Toh dia juga tahh kalau aku lagi makan yang beda dari biasanya.Â
"Siap? "
"Apanya? "
Dan pintu kamar tak lupa ditutup rapat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H