Langsung aku pamit pada istriku ada keperluan mendadak. Karena selama ini, aku jujur, isteriku percaya saja tanpa tanya macam macam.Â
"Betul di hotel ini. "
Aku langsung masuk ke lobi. Menanyakan letak kamar 22.Â
"Lurus saja kemudian belok kiri. Ada di sebelah kanan. "
Sekarang aku berada tepat di depan pintu kamar 22. Tangan ini kenapa seakan tak mau digerakkan?Â
"Ada apa? "
Aku tak sempat menjawab pertanyaan itu. Bahkan tak sempat melihat wajahnya. Dan aku pun yakin, jika perempuan itu tak jelas melihat wajahku.Â
Aku langsung pulang. Ke rumah. Ke pelikan istri tercinta.Â
"Kenapa tidak datang? "