Orang zaman dulu, menyuruh kita membaca berita agar kita semakin pandai. Akan tetapi, untuk saat ini, kita harus pandai dulu jika ingin membaca berita.Â
Kemampuan literasi siswa dalam dunia pendidikan benar-benar harus ditingkatkan. Karena problema saat ini, bukan kemampuan menemukan berita tetapi kemampuan menyeleksi berita berita yang bertaburan tanpa henti.Â
Ada yang berita beneran. Ada juga berita seolah olah. Bahkan begitu banyak berita hoaks. Sehingga kemampuan literasi sungguh menjadi ujung untuk membangun kecerdasan menangkal hoaks hoaks tersebut.Â
Akhir akhir ini ada berita lucu. Contohnya, berita tentang seorang janda di Cianjur yang hamil tanpa suami dan tanpa hubungan seksual. Perempuan itu diberitakan hamil satu jam saja. Dan penyebab hamilnya adalah angin yang berhembus masuk ke vaginanya.Â
Kalau berita seperti ini ada, kemungkinan besar wartawan nya tidak pernah belajar biologi ketika sekolah. Atau mungkin tidur saat belajar biologi. Karena anak SMP sudah diajari bagaimana seseorang bisa hamil. Bukan hanya orang, tapi juga semua makhluk hidup berkembang biak.Â
Jika ada perempuan ngaku hamil karena ada angin masuk vaginanya, terus diberikan dengan judul yang bombastis seperti itu seharusnya sudah ditolak dari awal. Bahkan berita seperti itu sudah selayaknya dibuang pada saat hendak menuliskannya.Â
Berita seperti itu hanya berisi kebohongan belaka. Untuk apa diberitakan. Bagi pembaca yang cerdas juga pasti akan dilewatinya, atau sekedar ditertawakan saja.Â
Marilah kita bangun kecerdasan penduduk negeri ini. Jangan sampai media jatuh hanya sebagai tukang gosip belaka. Susah memang mencari klik. Tapi kecerdasan harus tetap didahulukan.Â
Masa kita harus pecat guru guru IPA, atau guru biologi yang telah gagal mengajarkan logika perkembangbiakan?Â
Mereka sudah capek mengajarkan ilmu pengetahuan, eh, masa diluluh-lantakkan dengan berita nir akal tersebut. Tak mungkin ada bayi lahir dari bapaknya seorang angin. Kecuali otak kita semua sudah beralih tempat ke dengkul.Â