Merdeka Belajar 7 melahirkan Program Sekolah Penggerak. Tidak semua sekolah akan menjadi sekolah bergerak. Ada tahapannya hingga empat tahun baru seluruh sekolah menjadi sekolah penggerak.Â
Kita pernah mengenal sekolah sebagai sekolah unggulan dan sekolah biasa. Sekolah unggulan akan menjadi rebutan orang tua untuk memasukkan anaknya ke sana. Persaingan menjadi begitu sengit di sekolah unggulan.Â
Sekolah unggulan biasanya juga menjadi sekolah RSBI atau sekolah berstandar internasional. Sehingga mendapatkan dana tambahan dari pemerintah pusat untuk pengembangan sekolah. Pemda juga memanjakan sekolah unggulan. Sekolah juga diperbolehkan menerima dana dari masyarakat.Â
Bisa dibayangkan bagaimana kaya nya sekolah unggulan di masa lalu. Sehingga layak orang tua memperebutkan kursinya walaupun tempat tinggalnya sangat jauh dari sekolah.Â
Kastanisasi sekolah itulah yang kemudian memunculkan gugatan dan akhirnya dikabulkan MK. Ada ketidakadilan dalam pemerolehan pendidikan.Â
Sekolah sekolah unggulan memang rata rata dihuni orang kaya. Orang yang mampu memberikan pembelajaran tambahan. Les di bimbel. Masih ditambah dengan les privat segala. Sehingga nilai Ujian Nasional pasti lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang cuma mengandalkan belajar di sekolah doang.Â
Kemudian muncul aturan penghapusan ujian nasional. Penghapusan nilai ujian nasional sebagai peringkatan masuk sekolah negeri. Sekolah didasarkan pada zonasi.Â
Ada penolakan pada awalnya. Kenapa? Karena fasilitas di sekolah unggulan memang jauh berbeda dengan sekolah biasa. Meskipun sudah bukan lagi sekolah unggulan, fasilitas sekolah tetap jauh dari sekolah biasa.Â
Kemudian, di merdeka belajar 7 muncul sekolah penggerak. Akankah nasib sekolah penggerak akan seperti nasib sekolah unggulan?Â
Jika iya. Artinya memiliki pembiayaan yang berlebihan dari pemerintah pusat, dari pemerintah daerah, dan dari masyarakat pula, maka kemungkinan sekolah penggerak akan menjadi sekolah unggulan bukan hal mustahil.Â