Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Selagi Lancar, Tak Apa untuk Pemerataan Juga

30 Januari 2021   17:10 Diperbarui: 30 Januari 2021   17:12 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi kita yang tak bermasalah dengan jaringan, sudah selayaknya dan seharusnya bersyukur. Masih banyak saudara saudara kita yang masih harus naik ke gunung untuk mencari jaringan. 

Sebagai sesama warganegara, tentu kita tak ingin hal demikian terus terjadi pada mereka. Meskipun pandami sudah selasai dan pembelajaran sudah tatap muka , kerja juga sudah tak WFH. 

Pajak pulsa sangat diperlukan untuk terus meningkatkan pembangunan di daerah. Sehingga negeri ini benar benar terhubung, paling tidak di udara kalau di darat biayanya lebih besar. Jadi, saya sih setuju aja. Cuma catatan nya, pajaknya jangan dikorupsi. 

Beberapa daerah memang seperti dikagetin dengan kondisi diri mereka sendiri. Seakan berasa sudah baik semua. Ketika ada pandemi dan pembelajaran tatap muka dilarang, semua berganti ke daring, pemda pemda itu baru sadar kalau daerah nya masih primitif. Jaringan saja cuma ada di perkotaan. 

Momen juga pandemi ini. Momen untuk memperbaiki kondisi dunia maya sebagai dunia masa depan tapi selama ini cuma ada di busa busa mulut belaka. Tak ada tindakan nyata. Seolah-olah jika sudah diomongkan terus segala nya menjadi baik sendiri. 

Ternyata kita sama sekali belum siap ke era 4.0. Kita seperti biasa terlalu banyak berteori. Seminar ke mana mana, tapi tindakan nyata tak pernah disentuh juga. 

Semoga, dengan pajak pulsa pembenahan infrastruktur telekomunikasi dapat dilakukan dengan lebih cepat lagi. Jangan sampai di jakarta sudah menapakkan kaki di era 4.0 tapi di daerah tertentu masih berada di zaman batu. 

Tak mungkin kita kembali ke semula. Kita harus terus berjalan ke depan. Apa yang sudah menjadi kebiasaan di saat pandemi, seperti bekerja tanpa harus ke kantor harus siap menjadi kebiasaan. 

Lebih membahagiakan ketika di kampung nanjauh tapi memiliki jaringan bagus, anak anak mudanya rajin meminjam buku di perpustakaan elektronik.  Penyebaran ilmu pengetahuan akan semakin masif lagi. Karena jarak sudah tak lagi menjadi hambatan. 

Pajak menjadi sarana untuk terus memeratakan kesejahteraan. Jadi, jangan sampai mengeluh pada rencana pemungutan pajak pulsa. Jangan ada kesan mau enak sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun