Bagaimana pun juga konsumen harus berani berteriak jika ada hak haknya yang terasa terlanggar. Karena hak itu memang melekat dan dilindungi.Â
Pepatah lama masih berlaku, kok. Pembeli adalah raja. Bukan untuk disanjung sanjung, tentunya. Tapi untuk dijaga hak haknya selaku konsumen.Â
Persoalan saya dengan Kompasiana membuka wawasan, terutama saya sendiri bahwa pengaduan jika ada persoalan harusnya ke email resmi Kompasiana yaitu kompasiana@kompasiana.com sehingga persoalan dapat diselesaikan dengan segera. Tapi karena selama ini saluran ini kurang disosialisasikan. Semoga rekan rekan Kompasianer lebih tahu lagi.Â
Ini email kedua yang saya terima. Sebagai konsumen saya seneng juga karena kerugian yang saya derita diberikan gantinya. Ini baru kerja yang profesional.Â
Kalau dilihat dari Induknya di Kompas memang selayaknya kita tidak meragukan anaknya Kompasiana. Pasti budaya profesional sudah sangat terbentuk sebagai kehidupan keseharian.Â
Bukan hanya permintaan maaf  walaupun permintaan maaf itu sudah seharusnya. Kerugian yang kemungkinan diderita konsumen juga selayaknya diganti. Sehingga konsumen yakin bahwa dia berdiri dalam posisi yang terbaik.Â
Mendapatkan email di atas saya pasti bergembira. Pakai banget. Karena kami betul betul pada posisi yang dimanusiawikan. Kalau sudah begini, gimana gak betah ngontrak di Kompasiana.Â
Semoga keluarga Kompasiana selalu baik baik saja. Tapi kalau baik baik saja juga tak mungkin. Pasti akan ketemu masalah juga . Hanya saja yang terpenting dalam hidup bukan tak punya masalah, karena tak punya masalah itu sendiri sebuah masalah. Â Mekanisme yang baik dalam setiap masalah itu yang lebih penting. Sehingga, ketika ada masalah sudah ada rujukan nya.Â
Cita-cita ku yang pengen jadi fanatik bisa segera tercapai kalau semangat ku seperti ini. Â Kebahagiaan adalah sumber semangat paling oke.Â