Ketika Jokowi berseteru dengan Prabowo untuk memuncaki kursi RI 1, Anies Baswedan mantap berada di pihak Jokowi. Â Tapi Anies bukan dari klan Jokowi, Anies masuk dari klan cawapres Jusuf Kalla.Â
Ketika Jokowi menang, Anies nangkring di kursi menteri pendidikan nasional. Â Tapi, tidak lama. Bersama klan Jusuf Kalla, seperti Sudirman Said, Anies Baswedan harus merelakan kursi kementrian pendidikan nasional diambil Jokowi pada Resuffle pertama.Â
Ketika ontran ontran pilkada DKI Jakarta, kubu Prabowo yang bingung dalam menghadapi sepak terjang Ahok, yang sebetulnya dulu dicalonkan Prabowo juga, akhirnya berkompromi dengan Jusuf Kalla dan Anies Baswedan menjadi hasil kompromi nya.Â
Dukungan Gerindra dan PKS cukup ampuh untuk mendongkrak suara Anies Baswedan. Apalagi ketika memasuki babak kedua pilkada, kelompok anti ahok semua berkumpul di belakang Anies Baswedan.Â
Pilpres 2019 masih terjadi perseteruan lama. Hanya cawapres yang berbeda. Â Dan hasilnya Jokowi masih bertahan sebagai juara.Â
Hanya saja, kemudian Gerindra membuat kejutan yang mungkin belum pernah terjadi di dunia mana pun. Gerindra melepas status oposisi yang selama ini disandangnya dan masuk dalam kabinet Jokowi. Ada dua menteri jatah Gerindra dalam kabinet Jokowi.Â
Ketika satu menteri dari Gerindra dicokok KPK, ternyata yang masuk kabinet sebagai penggantinya adalah Sandiaga Uno, cawapres Prabowo pada pilpres 2019.
Pada saat itulah, semakin terlihat kalau akhirnya Anies Baswedan tertinggal sendirian. Di DKI pun Anies Baswedan tinggal hanya dengan PKS. Apalagi setelah FPI yang selama ini menjadi salah satu kaki bagi Anies Baswedan juga diamputasi.Â
Harapan untuk menggeser tempat duduk dari Merdeka Selatan ke Merdeka Utara semakin mustahil bagi Anies. Dan keliatan nya sih Anies sendiri sudah mulai menyerah pasrah.Â