Aku hanya diam.Â
"Ilmu ini tak boleh musnah. "
Kemudian aku disuruh mandi seluruh tubuh. Semua anggota tubuh harus terkena air. Jika ada yang tak terkens, tubuh itu akan menjadi kelemahan berbahaya.Â
Setelah mandi, aku di suruh duduk di hadapan Mbah Tarjo yang sedang menyiapkan upacara itu. Dan entah kenapa, aku sendiri tak ingat apa apa. Kecuali di luar matahari sudah cukup terang.Â
"Kamu sudah bisa menggunakan ilmu itu. Kapan pun kamu mau, " kata Mbah Tarjo.Â
Iya. Sekarang aku sudah menjadi penerus Mbah Tarjo. Ada satu tugas yang diminta kepadaku sebagai imbalan ilmunya.Â
Rawat kuburan ku ya, Le.Â
Kuburan itu ada di tempat yang mencil juga. Tak ada yang berani mendekati kuburan Mbah Tarjo kecuali aku. Sebulan sekali, aku membersihkan nya.Â
Belum pernah aku memakai ilmu itu. Ada yang butuh? Datang saja ke rumahku. Jangan lupa bawa ayam cemani ya? Dagingnya enak tuh. Aku dulu sering dikasih Mbah Tarjo.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H