Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Susi dan Risma, Cukup

9 Desember 2020   16:07 Diperbarui: 9 Desember 2020   16:11 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya pengandai-andaian ini bisa terjadi. Tak ada yang tak setuju, kecuali mereka yang punya hasrat busuk, seperti nya. Mereka sudah terbukti. Tak ada yang bisa menyangkal lagi. 

Jokowi mungkin juga setuju. Namun, persoalan kabinet yang muasalnya hal prerogatif presiden, toh sekarang ditambahi juga hak partai pendukung. 

Resuffle hanya akan membuat negeri ini ribut. Resuffle hanya bikin petualang politik masuk gelanggang buat perjuangin kepentingan jangka pendek dirinya sendiri. 

Udah lah, kalau butuh menteri KKP, kembali kan saja Susi. Kan Susi hanya tahu tentang kesejahteraan nelayan. Kan Susi hanya tahu bagaimana menjaga laut kita. Kann Susi gak butuh duit buat partai, apalagi buat dirinya sendiri. Susi sudah selesai dengan urusan dirinya. 

Udah lah, kalau butuh menteri sosial ada Risma. Risma sudah tak dimiliki Surabaya lagi. Panggil Risma untuk mengurusi Indonesia. Orang sebaik Risma pasti akan terpanggil jika berkaitan dengan urusan orang orang yang perlu ditolong. 

Dua Srikandi itu layak untuk membawa negeri ini ke depan. Dua perempuan hebat itu, masing-masing sudah tak punya urusan pribadi. 

Integritas keduanya juga sudah teruji. Masa harus memilih orang gak jelas yang hidupnya saja cuma menjadi olok olok belaka. Atau, haruskah kita memiliki iblis untuk mengurus urusan kita? 

Aduh, alangkah ngerinya negeri ini jika kita tak bisa memilih orang baik di antara 300 juta penduduknya. Bahkan mereka yang mengusung dirinya sebagai Pancasilais. Bahkan mereka mengaku agamis. 

Pak Jokowi. Sekali sekali Anda bertindak berdasarkan nurani sendiri saja. Jangan mau ditelikung para politikus itu. Atau, Anda memang sudah masuk kelompok mereka sehingga melupakan kami? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun