Dua menteri dicokok KPK dalam waktu yang nyaris tak beda jauh. Satu menteri dari Gerindra dan satu menteri lagi dari PDIP. Â Jika seorang kader dipilih menjadi anggota kabinet, pasti kader tersebut bukan kader biasa di dalam partainya.Â
Hanya orang orang terhebat dalam sebuah partai yang dititipkan untuk ikut berjuang membela Indonesia. Mereka yang sudah selesai dengan masalah atau beban partai sehingga diminta untuk menanggung beban yang lebih besar. Indonesia.Â
Jika seorang menteri dan kader partai terbaik dicokok KPK karena korupsi, dampak tanggungannya pasti ada di partai. Partai tak bisa memilih kader terbaiknya untuk Indonesia. Malah memberikan parasit untuk negeri.Â
Kedua menteri merupakan kader terbaik partai, maka persoalan yang selama ini, dan akan terus membebani negara adalah partai yang belum bisa menjadi partai baik. Dalam artian, mampu menyeleksi setiap kadernya menjadi kader yang benar-benar militan terhadap ideologi partai.Â
Ketika partai ramai-ramai menentang korupsi, maka di dada setiap kadernya juga tertanam begitu dalam sikap anti korupsinya. Tak ada tawar menawar dengan apa pun dan siapa pun. Anti korupsi adalah harga mati.Â
Ketua Umum jelas harus ikut diseret dalam persoalan ini. Ketika kadernya berbuat baik dan dipuji-puji oleh seluruh rakyat Indonesia, maka partai pasti akan memperoleh dampak positifnya. Dan jika kadernya busuk, maka sebaiknya partai melalui ketua umumnya segera tampil dan mengutuk kadernya yang telah mengkhianati partai, negara, dan nurani rakyatnya.Â
Oleh karena itu, ketika orang seperti saya berharap Prabowo dan Megawati tampil bersama atau sendiri sendiri mengutuk korupsi dan kader partainya yang korupsi, maka saya rasa saya tidak salah. Mungkin harapan seperti ini juga harapan banyak rakyat negeri ini yang sudah begitu musk dengan korupsi.Â
Segeralah wahai Bapak Prabowo, Ibu Megawati. Tampil dan sampai kan kutukan Anda terhadap korupsi dan koruptor meski dia dari partai Anda. Mintalah maaf karena telah memberikan kepada negeri ini kadernya yang busuk dan akan mengubah untuk mencari kader terbaik bagi negeri yang kita sama sama cintai ini.Â
Mungkinkah?Â
Mungkin saja. Jika mereka masih memiliki rasa untuk membangun masa depan negeri ini lebih baik. Mari sama-sama kutuk korupsi dan koruptor dari mana pun dia berasal.Â
Tak tunggu....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H