Seleksi alam tak mungkin ditolak oleh siapa pun. Dinosaurus pun akan punah karena tidak bisa beradaptasi. Memberi jalan bagi mereka yang bisa bermain lincah untuk terus ada di dunia ini.Â
Jagat politik negeri ini juga seperti nya tak bisa melawan kodrat alamiah tersebut. Terlalu banyak partai politik juga tak ada arti bagi rakyat. Mereka toh hanya tahu nasib diri mereka sendiri.Â
Seleksi alam dalam dunia perpolitikan negeri ini dimulai dari sulitnya masuk Senayan bagi partai baru. Perindo dan PSI bisa menjadi contoh nyata. Padahal, gaung mereka berdua begitu nyata.Â
Mereka yang sudah duduk rapi di Senayan juga tak bisa terus ongkang ongkang kaki. Mereka dapat belajar dari nasib Hanura. Harus rela angkat kaki dari Senayan untuk lima tahun mendatang. Dan mungkin malah harus bersabar entah sampai kapan.Â
Persoalan internal partai biasanya yang menjadi pemicu awal dari akhir sejarah mereka. Â Sebelum terlempar dari Senayan, kita memang sempat disuguhi gonjang-ganjing Hanura. Perebutan kursi pimpinan dipermainkan secara telanjang di depan kita.Â
Sekarang tinggal 9 partai bercokol di Senayan. Akankah mereka akan tetap di sana pada 2024?Â
Kemungkinan besar 2024 tinggal 7 partai bisa bertahan di Senayan. Â Alias akan ada lagi 2 partai yang rontok berikutnya, menyusul nasib Hanura. Terdepak dari jagat perpolitikan negeri ini.
Partai yang paling memungkinkan untuk terdelet dari Senayan adalah PPP. Â Orang orang NU yang dulu menjadi salah satu tulang punggung paling kuat di PPP, kini mulai kembali ke rumah politik tradisional nya yaitu PKB.Â
Sebetulnya, gaya kepemimpinan Romy cukup lincah. Hampir dapat dikatakan PPP berjaya di Jawa. Dibuktikan dengan kemendikbud Jawa Barat. Wakil gubernur dapat diraihnya.Â
Jawa Tengah juga dapat kursi wakil gubernur. Â Berkoalisi dengan Ganjar, merupakan kelihaian Romy dalam berpolitik.Â